|
asuransicerdas.com |
Suatu malam (1/6) selepas Isya' kami (saya dan suami) ngobrol
berdua di ruang tengah. Biasalah, ngobrol ngalor ngidul kalau nggak ngomongin
politik (padahal saya juga nggak ngerti hehehe...), cerita sejarah, ngomongin
saham yang kebetulan beberapa bulan ini lagi anjlok (ini saya juga nggak
ngerti), ngomongin tingkah laku anak-anak atau tingkat yang lebih serius
ngomongin masa depan, terutama pendidikan anak-anak.
Tiba-tiba saya ingat, ini sudah masuk awal bulan Juni lalu saya bertanya padanya,
"Mas, bayar asuransinya akhir bulan Mei apa akhir bulan
Juni ya..?"
Kami memang mengikuti sebuah "merk" asuransi, dan
tahun ini sudah masuk tahun ketiga. Tujuannya utamanya sih investasi alias
menabung. Judul asuransinya adalah asuransi pendidikan. Preminya kami bayar
setahun sekali dengan jumlah yang cukup besar, karena asuransi itu untuk 3
orang anak kami.
"Iya, awal bulan ini jatuh tempo bayar preminya, tapi
sudah aku isi tabungannya untuk di debet.."
"Tapi aku nyesel ikut asuransi itu, potongannya itu
banyak banget. Masa sih tiap bulan potongannya rata-rata Rp. 200.000, mendingan
dimasukin reksadana. Karena sebenarnya tujuan utamaku itu bukan semata-mata
beli asuransinya tapi lebih ke investasi dana."
Lalu saya nanya lagi, " Rp.200.000..??? Emang potongan
apaan Mas?"
"Itu katanya untuk administrasi. Tapi herannya potongan
administrasinya itu dihitung berdasarkan saldo, jadi kalau kita bayar premi
yang tiap tahun itu potongannya jadi tambah banyak. Nah tiap bulan masih juga
dipotong, nggak peduli unit link-nya terpuruk tetep aja dipotong."
"Emangnya nggak dijelasin sama agen asuransi soal
potongan itu?" tanya saya.
"Nggak!! Dia cuma bilang katanya pada tahun ke-3 premi
kita akan dapat bonus 10%, misalnya kita bayar 10 juta jadi 11 juta. Aku pikir
lumayan juga nih.."
"Aku baru tahu soal potongan itu setelah dikirim
rekening korannya."
"Uang yang sudah kita bayarkan itu memang sudah
dipotong untuk bayar asuransinya di muka, prosentase pada tahun pertama 50:50
(50% asuransi dan 50% investasi), lalu tahun kedua 20:80 (20% asuransi dan 80%
investasi), tahun ketiga dan seterusnya
investasi kita menjadi 110%, yang 10 % itu bonus"
"Mestinya kalau dilihat dari prosentase itu, tanpa
hasil pengembangan sekalipun saldo investasi kita 65% dari yang sudah disetor
(50%+80% /2 = 65%). Tapi kenyataannya saldonya tinggal 55%, gila nggak tuh
potongannya??! Padahal tiap tahun nilai unit linknya sedikit naik dalam 2 tahun
terakhir."
"Aku pikir potongannya itu flat, kalau ini tiap bulan
nggak sama tergantung jumlah saldo. Jadi investasinya gak berkembang karena
digerogoti sama yang namanya administrasi itu. Apalagi sekarang kan saham
fluktuasinya lagi nggak bagus.."
"Kalau kita cairkan sekarang pasti kita yang rugi, jadi
kita tunggu setelah 5 tahun aja meskipun itungannya belum balik modal, aku
males ikut asuransi lagi!! Agennya nggak jujur, yang manis-manis aja dikasih
tahunya, soalnya mereka keburu pengen produknya laku!"
Membeli sebuah produk asuransi saat ini sudah hampir menjadi
kebutuhan. Biaya pendidikan yang makin hari makin tinggi membuat asuransi
menjadi satu solusi untuk menginvestasikan dana. Lihat saja saat ini penawaran
asuransi sangat beragam jenis dan
merknya.
Namun patut menjadi perhatian kita sebagai konsumen,
seringkali agen asuransi hanya menawarkan dan memberikan penjelasan yang
"menguntungkan" saja. Mereka tidak memberikan penjelasan yang detail
terutama soal potongan administrasi yang "mencekik" seperti kasus
yang terjadi pada kami. Jadi sebagai konsumen kami merasa dijebak, mau keluar
rugi, mau diteruskan juga setengah hati.
Sepatutnya sebagai konsumen kita yang harus teliti dalam
membeli sebuah produk asuransi, selain banyak bertanya, kita juga harus banyak
mencari informasi agar tidak terjebak pada manisnya rayuan agen asuransi.
Semoga pengalaman kami ini menjadi pelajaran bagi konsumen asuransi lainnya.
Telitilah sebelum membeli.
Salam hangat... :)