ASI adalah sumber makanan utama dan terbaik untuk bayi.
Hampir semua ibu ingin memberikan ASI kepada buah hati mereka, namun sayangnya
hal ini seringkali tidak selalu berjalan mulus.
Banyak hal yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI. Meski
begitu, sebagian besar tantangan ini umumnya bisa diatasi dengan bantuan
konsultan laktasi. Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja tantangan yang umum
dijumpai saat memberikan ASI, berikut adalah ulasannya seperti yang dipaparkan
dalam laman healthychildren.org :
1. Rasa yang berubah
Satu hal yang perlu dipertimbangkan ketika bayi Anda tak mau
lagi menyusu adalah apakah rasa ASI Anda telah berubah. Rasa ASI dapat berubah
karena beberapa alasan, misalnya mengonsumsi
makanan yang berbeda, pengaruh obat, olahraga berat yang dapat
menyebabkan penumpukan sementara asam laktat, infeksi payudara seperti
mastitis, perubahan rasa kulit yang disebabkan oleh penggunaan lotion, krim
atau minyak pada payudara.
Menghindari faktor pemicu di atas mungkin dapat mendorong
bayi untuk menyusui pada tingkat yang normal. Jika Anda mengalami mastitis (
(infeksi pada jaringan payudara), segera konsultasikan ke dokter. Setelah
infeksi diobati, rasa ASI anda akan kembali normal.
Jika bayi Anda lebih cepat berhenti menyusu, cobalah memijat
payudara Anda dan memompa sedikit susu sebelum Anda mulai menyusui. Dengan cara
ini, ASI Anda akan mengalir lebih cepat dan bayi Anda akan merasa lebih puas.
2. Stres
Jika Anda tidak yakin bahwa rasa ASI yang menyebabkan
masalah, pertimbangkanlah apakah Anda sedang mengalami ketegangan atau stres.
Ketidaknyamanan emosional tersebut dapat dikomunikasikan kepada bayi Anda untuk
mengurangi tingkat stres. Seorang ibu memang tidak bisa selalu bebas dari
stres, tetapi untuk saat-saat tertentu (sebelum menyusui), lakukanlah kegiatan
yang menyenangkan yang bisa membuat pikiran Anda rileks. Mengambil waktu untuk
santai sejenak tidak hanya membantu bayi Anda mendapatkan lebih banyak ASI
tetapi juga menurunkan tingkat stres pada diri Anda sendiri.
3. Penyakit
Adanya penyakit tertentu yang dialami bayi mungkin akan
membuatnya lebih sulit untuk menyusui. Menurunnya minat makan yang disertai
kelesuan, muntah demam, atau diare, batuk, atau kesulitan bernapas mungkin
mengindikasikan suatu penyakit tertentu. Konsultasikan kepada dokter anak atau
dokter keluarga jika bayi Anda menolak makan.
Penyakit pada bayi dapat mempengaruhi pola makan bayi
sehingga menurunkan jumlah ASI yang diterimanya. Jika bayi Anda mengalami pilek
dan menyebabkan hidung tersumbat, mungkin akan sulit baginya untuk bernapas
saat makan. Membersihkan saluran hidung bayi dengan semprotan sebelum makan
dapat membantu mengatasi sumbatan pada hidung untuk sementara. Masalah lain
seperti ingin tumbuh gigi juga dapat menyebabkan sakit gusi saat menyusui.
4. Gumoh
Gumoh adalah kondisi yang seringkali menimpa hampir setiap
bayi. Namun sebenarnya kondisi ini tidak perlu terlalu dikhwatirkan. Selama
bayi Anda tampak nyaman dan tidak mengalami masalah berat badan, hal itu
tampaknya bukan menjadi masalah serius. Tetapi bila gumoh terlalu sering
dialami oleh bayi, memang harus diwaspadai. Bisa jadi ini adalah gejala
gastroesophageal reflux disease (GERD), sehingga perlu mendapatkan penanganan
lebih lanjut.
Gumoh sebetulnya dapat diminimalkan dengan membuat suasana
menyusui tenang dan santai. Hindari interupsi, suara yang mengagetkan bayi,
cahaya terang, dan gangguan lainnya. Cobalah untuk menggendong bayi Anda lebih
tegak selama dan setelah menyusui. Jangan mengajak bayi Anda bermain segera
setelah ia selesai menyusu.
Jika bayi Anda muntah beberapa kali dan melihat darah atau
warna hijau gelap ketika ia muntah, hubungi dokter anak segera. Biasanya dokter
akan memantau berat badannya dan memeriksa tanda-tanda penyakit yang lebih
serius.
5. Dehidrasi
Cara terbaik untuk memastikan bayi Anda mendapatkan cukup
ASI adalah untuk memantau kondisi fisiknya, berat badan, dan isi popoknya.
Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak jika Anda melihat anak Anda
tidak menunjukkan minat makanan, mulut atau mata kering, atau memproduksi popok
basah lebih sedikit dari biasanya. Ini mungkin tanda-tanda dehidrasi. Dehidrasi
berat umumnya jarang terjadi pada bayi yang cukup mendapat ASI. Dehidrasi pada
bayi bisa sangat berbahaya atau bahkan mengancam jiwa dan yang paling mungkin
terjadi ketika bayi menolak untuk makan, sering muntah atau diare.
Sumber : health.kompas.com