Image by google |
Dulu waktu saya berusia sekitar 12 tahun, bertanya tentang
bagaimana proses lahirnya bayi dari rahim seorang wanita, atau bagaimana
caranya koq bisa jadi bayi, bagaimana caranya sperma seorang pria bertemu sel
telur wanita.. pada ibu atau bapak saya rasanya koq tabu ya?? Dan saya teramat
yakin kalau jawaban mereka pasti "kamu akan mengetahuinya nanti setelah
dewasa". Itu jawaban yang praktis... hehe
Tapi seiring perkembangan informasi saat ini sepertinya
anak-anak semakin terbuka. Pertanyaan-pertanyaan diluar dugaan saya membuat
saya terkejut dan tersenyum. Rasa ingin tahu mereka yang besar karena pengaruh
tayangan TV, internet dan media yang semakin variatif semakin membuat orang tua
sekarang harus semakin kreatif dan rajin membaca untuk menjawab keingintahuan
anak-anak. Sebenarnya memberikan sex edukasi pada anak-anak tidak susah tapi
juga sangat tidak mudah.
Ini pengalaman saya...
Jauh sebelum mereka bertanya tentang proses terbentuknya
seorang manusia dalam rahim seorang wanita, saya sudah membelikan mereka buku
tentang PUBER PADA REMAJA Cewek dan Cowok (terbitan Erlangga). Karena anak-anak
saya waktu itu sudah berusia 8 dan 11 tahun. Yaa... paling tidak mereka tahu
bagaimana bentuk alat kelaminnya jika sudah beranjak dewasa, apa tanda-tanda
kalau dia puber dll. Dari buku itu dia juga tahu bahwa janin terbentuk dari
bertemunya sperma laki-laki dengan sel telur perempuan yang ada dalam rahim.
Tapi bagaimana caranya, tidak ada penjelasan.
Maka, pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang muncul dan
mempertanyakannya pada saya ibunya.. Kebetulan yang bertanya anak yang berusia 10 tahun kelas 5
SD.
Anak : Bu, adek bayi
itu asalnya dari bertemunya sperma laki-laki dan sel telur perempuan kan??
Ibu : Iya..
Anak : Gimana
ketemunya ya bu..? Apa seperti bunga? Terbang-terbang di udara?
Ibu : Hmmm...
(mulai bingung memilih kata-kata). Kamu kan tahu bagaimana bentuk alat kelamin
laki-laki dan alat kelamin perempuan?
Anak : (Dia mulai
manganalisa sendiri..) Jadi ketemunya...??? mmmm... dimasukkan???
Ibu : Ya, kamu
sudah punya jawabannya kan?
Anak :
Hiiiii......... koq gitu ya?? Jadi aku hasil dari....???
(Sebenarnya saya ingin tertawa melihat reaksinya itu, tapi
saya berusaha menahannya)
Ibu : Iya.. itulah tujuan dari pernikahan. Menikah dulu
baru bisa punya anak. Dan kamu lahir itu karena kasih sayang Bapak dan Ibu,
nak.
Itu sebagian percakapan saya dengan anak perempuan saya.
Mungkin antara anak yang satu dengan yang lain berbeda cara mengungkapkan
pertanyaan tentang sex pada orang tuanya. Ada yang malu-malu ada juga yang to
the point. Intinya bagaimana kita menjelaskannya dengan bahasa yang dimengerti
anak-anak sesuai usianya.
Dan bersiap-siaplah anda sebagai orang tua menerima
pertanyaan-pertanyaan tak terduga dari anak-anak anda..